halaman

Kamis, 28 Juni 2018

Cinta Kasih



Oleh : Cadex Agus Arya Gunawan
Penyuluh Agama Hindu Provinsi Maluku Utara .

Om Swastyastu,    
Bapak  dan ibu dewan juri yang saya hormati, Bapak ibu panita yang saya hormati, bapak dan ibu peserta pemilihan penyuluh agama Hindu teladan tinkat nasinal yang saya hormati.
Atas asung kertawara nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, Kita bias berkumpul disini, di tempat ini dalam keadaan sehat tidak kekurangan suatu apapun.
Bapak dan Ibu yang saya hormati , di sini saya akan mencoba berdharma wacana dengan judul Cinta Kasih
Kata cinta kasih berasal dari kata "cinta" dan "kasih". Hal ini merupakan dua pasangan kata dimana satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Secara harfiah kata cinta mengandung pengertian suka sekali, sayang benar, terpikat atau kasih sekali, ingin sekali, berharap sekali, rindu dan kasih sayang. Sedangkan kata "kasih" mengandung pengertian perasaan sayang karena suka atau cinta, juga berarti belas kasihan. Jadi kata cinta kasih ini mengandung pengertian adalah suatu kerinduan yang mendalam atau rasa kasih sayang yang keluar dari lubuk hati yang paling dalam.
Agama Hindu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu peduli kepada sesamanya, dengan hidup bersama dan saling kasih-mengasihi. Hal ini merupakan kondisi kesadaran atau keinsyaf an yang paling tinggi, yang dituntut kepada setiap umat manusia dalam eksistensi hidupnya di dunia. Karena manusia yang dilahirkan ke dunia merupakan makhluk yang utama dan mulia jika dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya. Berdasarkan kelebihan yang dimilikinya, seperti akal budi atau manah, manusia di dalam hidupnya ini, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidupnya ke jenjang yang lebih berkualitas. Manusia di dalam hidupnya, dituntut untuk selalu bereksistensi, dengan hidup selalu saling kasih-mengasihi satu sama lain. Karena dengan sikap demikian, diyakini bahwa hidup kita akan harmonis, damai dan bahagia. Dengan kata lain, bahwa sikap yang demikian akan dapat mengantar setiap umat manusia dalam mencapai tujuan hidupnya di dunia, yaitu jagadhita dan moksa (kebahagiaan jasmani dan rohani, dunia dan akhirat).
Di dalam kehidupan ini, hidup dalam suasana saling kasih mengasihi merupakan nilai yang tertinggi di dalam kehidupan. Betapa tidak, karena keberadaan kasih tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia, dan merupakan bagian dari hidup manusia itu sendiri. Dari sejak kecil manusia sangat membutuhkan rasa kasih. Dan kasih yang pertama yang meresap kepada seseorang sejak kecil adalah kasih ibu. Kemudian setelah dewasa, seseorang juga memerlukan kasih dari orang lain. Setiap orang memerlukan bantuan dari orang lain dan karena itu pula setiap orang memerlukan teman dan ia harus hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan berteman dan hidup saling kasih mengasihi, setiap orang akan merasakan hidup ini lebih berbahagia dan berarti serta lebih kuat. Karena dengan demikian seseorang akan dapat menyandarkan kelemahannya sebagai manusia yang memiliki sifat sangat terbatas. Hal ini berarti bahwa manusia tidak bisa hidup sendirian, namun ia harus hidup bersama-sama dengan orang lain. Tanpa demikian, cenderung hidup manusia tidak akan sempurna dan tidak bermakna.
Di dalam Yajur Veda 26.2, disebutkan: "mitrasya ma caksusa sarvani bhutani samiksantam, mitarsya aham caksusa saruani bhutani samikse, mistrasya caksusa samisamahe'", artinya "semoga semua makhluk memandang kami dengan pandangan mata seorang sahabat, semoga kami pandang memandang dengan pandangan mata seorang sahabat". Ajaran ini mengingatkan kepada kita semua, betapa pentingnya hidup dalam suasana kedamaian, dan betapa hal tersebut telah didambakan sejak kehidupan terdahulu dan sampai kita pun tetap juga hal tersebut mendapat porsi yang utama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.
Jadi, untuk memperoleh kehidupan yang penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan, setiap orang harus hidup dalam bersahabat. Hidup dalam bersahabat, setiap orang diharapkan hidup dalam suasana yang saling kasih mengasihi, menjauhi kebencian dan mendambakan kedamaian. Hidup dalam suasana damai adalah dambaan dan tujuan hidup manusia di dunia dan menjadi cita-cita setiap manusia. Tujuan tertinggi manusia menurut agama Hindu adalah kelepasan atau Moksa, tetapi nilai tertinggi di dalam kehidupan ini adalah hidup dalam suasana saling kasih mengasihi. Hal ini patut diinsyafi. Dan keinsyafan tersebut harus dihayati oleh setiap umat manusia dan dilaksa¬nakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk ajaran agama, sehingga tercapai adanya hidup yang selaras, serasi dan seim¬bang, atau hidup yang rukun, tenteram, damai dan bahagia.
Di dalam Upanishad disebutkan : "Brahman Atman Aikhyam", artinya Brahman (Tuhan Yang Maha Esa) dengan Atman adalah tunggal. Hal ini berarti bahwa setiap jiwa (jivatman) yang ada di dalam setiap makhluk hidup adalah sama atau tunggal. Kesadaran terhadap tunggalnya jivatman semua makhluk hidup ini, kita akan merasakan dengan renungan kebijaksanaan yang dalam, bahwa kita sebenarnya satu dan sama dengan makhluk yang lain. Tuhan yang Maha Kuasa berada di mana-mana dan tunggal atau esa, serta menjadi sumber hidup dari segala ciptaan-Nya yang berpisah-pisah.
Di dalam Chandogya Upanisad disebutkan "Tattwamasi", yang artinya "Dikaulah itu; Dikaulah semua itu; semua makhluk adalah Engkau. Engkau awal mula jiwatman atau roh dan zat (prarti) semua makhluk. Aku ini adalah makhluk yang berasal dari-Mu. Oleh karena  itu jiwatmanku tunggal dengan jiwatman semua makhluk dan Dikau sebagai sumberku dan sumber semua makhluk. Oleh karena itu Aku adalah Engkau; aku adalah Brahman". Dari ajaran Tattwamasi ini timbul pula keinsyafan bahwa kebahagiaan dan penderitaan makhluk lain berarti kebahagiaan dan penderitaan diri kita sendiri; menyiksa orang lain berarti menyiksa diri sendiri, karena jiwatman diri kita sendiri tunggal dengan jiwatman semua orang dan bahkan dengan jiwatman semua makhluk.
Kita sadari, bahwa keberadaan Tattwamasi belum terpatri kuat sebagai bagian yang utuh dalam kehidupan kita. Ajaran itu masih tampak idealis, filosofis dan terbatas pada gerak konsepsi moralitas. Sikap riil tentang komitmen kemanusiaan perlu lebih ditonjolkan tidak saja merujuk pada unsur vertikalisme, yakni bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, akan tetapi agar lebih terimplementasi kepada usaha harmonisasi secara horizontal antara sesama ciptaan Tuhan, termasuk di dalamnya keinginan untuk membagi perasaan baik suka maupun duka. Perasaan senasib dan sepenanggungan akan memunculkan suasana kekeluargaan dan keharmonisan dalam berbagai tindakan keseharian kita. Swami Vivekananda, mengatakan : "Pandanglah setiap pria, wanita dan anak-anak sebagai Tuhan, saudara tidak akan mampu menolong siapapun, saudara hanya mampu melayani mereka. Saudara mempunyai kehormatan untuk berbuat demikian. Lakukanlah itu sebagai suatu pemujaan".
Dalam pandangan agama Hindu, melayani orang lain adalah sama nilainya dengan memuja Tuhan. Mengimplementasikan ajaran Tattwamasi dalam kehidupan, yang lebih luas dapat diwujudkan dengan memberikan bantuan-bantuan, baik yang bersifat material maupun yang bersifat spiritual. Hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan kepedulian social dengan semboyan "gumawe sukaning rat", artinya menciptakan suasana keharmonisan, kedamaian dan kebahagiaan masyarakat. Berkait dengan itulah, maka yang penting sekali di dalam hidup ini, kita harus mampu mengamalkan ajaran Tattwamasi itu ke dalam bentuk perbuatan yang nyata, dengan membantu orang yang terkena musibah, baik dengan tenaga maupun dengan pikiran, termasuk dengan materi, bahkan dengan pengorbanan jiwa dan raga.
Aktualisasi ajaran Tattwamasi ini kita terapkan ke dalam bentuk Tri Kaya Parisudha, yang diterapkan dalam setiap saat kepada orang lain ketika mereka memerlukan uluran tangan berupa bantuan atau pertolongan yang bisa kita lakukan seperti menolong saudara-saudara kita yang terkena musibah bencana alam. Hal inilah yang penting kita lakukan melalui ajaran Tattivamasi ini diaktualisasikan ke dalam perbuatan-perbuatan nyata. "Cintailah sesama manusia seperti engkau mencintai dirimu sendiri, perlakukanlah kepadanya seperti yangengkau inginkan untuk dirimu sendiri".
Ajaran Tattwamasi ini mengakui dan menghormati sesama manusia sebagai pribadi atau sebagai personal. Misalnya, dalam sebuah pertolongan, sebenarnya tidak ada suatu egoisme', yaitu memperalat orang lain untuk kepentingan diri sendiri. Karena demikian, Tattwamasi yang terimple-mentasikan ke dalam suasana saling kasih mengasihi bukanlah untuk meminta atau mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Orang bertat-twamasi, tidak pernah merasa bahwa ia telah pernah memberikan sesuatu kepada orang lain. Hakikat dari eksistensi manusia adalah melaksanakan Tattwamasi tersebut dengan hidup dan memandang dunia beserta segala isinya ini dengan saling kasih mengasihi bukanlah untuk meminta atau mengharapkan sesuatu sebagai balasannya. Orang yang bertattwamasi, idak pernah merasa bahwa ia telah pernah memberikan sesuatu kepada orang lain.
Hakikat dari eksistensi manusia adalah melaksanakan Tattwamasi tersebut dengan hidup dan mamandang dunia beserta segala isinya ini dengan saling mengasihi. Di dalam kitab Sarasamus-caya disebutkan bahwa tidak ada sesuatu yang lebih utama dari hidup, hanya hidup yang bernilai tinggi di dunia, oleh karenanya hendaklah orang senantiasa menunjukkan cinta kasihnya sebagai cinta kasihnya terhadap dirinya; demikianlah semestinya cinta kasih itu yang harus dilakukan kepada setiap orang.
Demikian Dharma Wacana ini saya sampaikan mudah- mudahan bermanfaat, kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
Om Santih, Santih , Santih Om.
  




Sumber video : https://www.youtube.com/watch?v=z9j1b_ku4K4




Minggu, 13 Desember 2015

pengembangan peserta didik 12 (IQ, EQ, AQ, dan SQ)



IQ (Intelegensi Quotient), EQ ( Emotional Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan                SQ ( Spiritual Quotient ).


 


 Setiap individu memiliki potensi diri, dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki antara satu orang dengan oarang lain. Potensi diri dibedaan menjadi dua bentuk yaitu potensi fisik dan potensi mental atau psikis.

Potensi fisik yang dimaksud dalam kesempatan kali ini adalah menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh, wajah, dan ketahanan tubuh, sedangkan Potensi psikis berhubungan dengan IQ (Intelegensi Quotient), EQ ( Emotional Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ ( Spiritual Quotient ).

Pengertian potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik maupun mental yang dimiliki seseorang dan mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses fisik,prilaku dan psikologis yang dimiliki.

Kekhasan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada pembentukan pemahaman diri dan konsep diri. Ini juga terkait erat dengan prestasi yang hendak diraih didalam hidupnya kelak. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dalam konstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akan memperkembangkan baik secara fisik maaupun mental. Aspek diri yang dimiliki seseorang yang patut untuk diperkembangkan antara lain:

  • Diri fisik : meliputi tubuh dan anggotanya beserta prosesnya.
  • Proses diri : merupakan alur atau arus pikiran, emosi dan tingkah laku yang konstan.
  • Diri sosial : adalah bentuk fikiran dan perilaku yang diadopsi saat merespon orang lain dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh.
  • Konsep diri : adalah gambaran mental atau keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya.


Potensi Diri Fisik

Potensi diri fisik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan dan dditingkatkan apabila dilatih dengan baik. Kemampuan yang terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang tertentu. Potensi diri fisik akan semakin berkembang bila secata intens dilatih dan dipelihara.

Potensi Diri Psikis

Potensi diri psikis adalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki seseorang dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila dipelajari daan dilatih dengan baik. 

Bentuk potensi diri psikis yang dimiliki setiap orang adalah sebagai berikut ini :

Intelegent Quotient ( IQ ) / Kecerdasan Intelektual

Kecerdasan intelektual adalah bentuk kemampuan individu untuk berfikir,mengolah dan berusaha untuk menguasai untuk lingkungannya secara maksimal secara terarah. Menurut Laurel Schmidt dalam bukunya Jalan pintas menjadi 7 kali lebih cerdas ( Dalam Habsari 2004 : 3) membagi ilmu pengetahuan untuk kecerdasan dalam enam macam, antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Kecerdasan fisual / spesial ( kecerdasan gambar) : profesi yang cocok untuk tipe kecerdasan ini antra lain arsitak, seniman, designer mobil, insinyaur, designer graffis, komputer, kartunis,perancang intrior dan ahli fotografi.
  2. Kecerdasan veerbal / linguistik ( kecerdasan Berbicara): Profesi yang cocok baagi mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain: pengarang atu menulis,guru.penyiar radio,peeemandu acara ,presenter, pengacara, penterjemah,pelawak.
  3. Kecerdasan musik: Profesi yang cocok bagi yang memiliki ini adalah peenggubah lagu, pemusik, penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio mixier( pemandu suara dan bunyi).
  4. Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka); Profesi yang cocol bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli metematika ,ahli astronomi,ahli pikir, ahli forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian asuransi,pialang saham, analis sistem komputer,ahli gempa.
  5. Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri ).Profesi yang cocok bagi tipe karakter manusia seperti mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah ulama,pendeta,guru,pedagang , resepsionis ,pekerja sosial,pekerja panti asuhan, perantara dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli melobi, manajer sumber daya manusia.
  6. Kecerdasan intrapersonal ( cerdas bergaul ): profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli purbakala, ahli etika kedokteran.


Emosi Quottient ( EQ ) atau Kecerdasan Emosi

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh oaraang lain. Daniel Goleman didalam buku kecerdasan emosi memberi tujuh kerangka kerja kecakapan ini, yaitu:
  1. Kecakapan pribadi yaitu kecakapan dalam mengelola diri sendiri.
  2. Kesadaran diri yaitu bentuk kecakapan utuk mengetahui kondisi diri sendiri dan rasa percaya diri yang tinggi.
  3. Pengaturan diri : yaitu bentuk kecakapan dalam mengendalikaan diri dan mengembangkan sifat dspst dipercaya , kewaspadaan , adaptabilitas, dan inovasi.
  4. Motivasi : yaitu bentuk kecakapan untuk meraih prestasi , berkomitmen, berinisiatif, dan optimis.
  5. Kecakapan sosial yaitu bentuk kecakapan dalam menentukan seseorang harus menangani suatu hubungan.
  6. Empati : yaitu bentuk kecakapan untuk memahami orang lain, berorientasi pelayanan dengan mengambangakan orang lain. Mengatasi keragmana orang lain dan kesadaran politis.
  7. Ketrampilan sosial: Yaitu betuk kecakapan dalam menggugah tenggapan yangdikrhendaki pada orang lain . kecakapan ni meliputi pengaruh , komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaboradi dan kooperasi serta kemampuan tim.


Adversity quotient ( AQ) atau kecerdasan dalam menghdapi kesulitan

Adalah bentuk kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan dalam menghadapi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stoltz dalam Adversity Quotient membedakan tiga tingkatan AQ dalam masyarakat :
  1. Tinakat quitrers ( orang yang berhenti). Quiters adalah orang yang paling lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi berbagai kesulitan hidup ,ia berhenti dan langsung menyerah.
  2. Tingkat Campers ( Orang yang berkemah ). Campers adalah orang yang memiliki AQ sedang.Ia puas dan cukup atas apa yang telah dicapai dan enggan untuk maju lagi.
  3. Tingkat Climbers ( orang yang mendaki ). Climbers adalah orang yang memilikiAQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan yang tinggi untuk dapat bertahan menghadpi kesulitan-kesulitan dan mapu mengatasi tantangan hidup.


Spiritual Quotient ( SQ ) atau kecerdasan spiritual

Adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus Nggermanto,Quantum Quotient,2001). Menurut Damitri Mhayana dalam Habsari ,2004. 

Ciri-ciri seseorang yang memiliki SQ tinggi adalah sebagai berikut:
  • Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
  • Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.
  • Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
  • Mampu mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan.

pengembangan peserta didik 11 (kolase, mozaik dan montase)


A. Kolase

Pengertian kolase menurut kamus besar Bahasa Indonesia, komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas, 2001). Kolase juga merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam- macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang membuatnya, sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi yang dirangkum, dapat digolongkan / dijadikan bahan kolase. Kolase memiliki unsur- unsur seni rupa lain, yaitu unsur seni lukis dari bentuk dua dimensi yang datar dan menggambarkan suatu bentuk tetapi diwakili oleh benda yang bermacam- macam sebagi pengganti garis, warna dan bidangnya . Garis, warna dan bidang sebagai unsur seni lukis yang kedudukannya diganti oleh barang- barang atau material sebagai unsur kolase. Misalnya dalam ungkapan sebuah kendaraan motor, obat nyamuk bakar menggambarkan roda, bollpoint bekas menggambarkan unsur kendaraanpada bagian sepak bor, batu baterai untuk menggambarkan tanki motor, bola lampu senter sebagai gambaran lampu sepeda motor dan lain- lain. Unsur seni kriya, kolase dalam pembuatannya memerlukan kesabaran yang tinggi dan ketrampilan menyusun, menempel, merangki dan lain sebagainya membutuhkan ketrampilan.

Unsur dekorasi kolase sangat sulit menggambarkan dengan gaya naturalis karna materialnya terdiri dari bahan – bahan yang beraneka dan berbentuk benda utuh, sehingga untuk menggambarkan bentuk elastis naturlis sangat sulit.

B. Mozaik


Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, mozaik adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan keras berwarna yang disususn dan ditempelkan dengan perakekat (Depdiknas 2001).

Pengertian Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi yang menggunakan material atau bahan dari kepingan – kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotng- potong atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan , ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan benda- benda itu , antara lain : kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas , potongan daun, potongan kayu. Untuk membuat garis kontur yang membaasi ruangan atau bidang tidak menggunakan pewarna yang dioleskan, tetapi menggunakan tempelan- tempelan yang berbeda warna. Mozaik pada umumnya masih dianggap seni lukis karna disanmping siftanya yang dua dimensi, masih dibantu dengan gambar pada proses pembuatan polanya walaupun bahannya digunakan kertas, daun, biji- bijian , kepingan kaca, pecahan keramik dll. Mozaik dibuat dari bahan- bahan yang sifatnya leparan atau kepingan yang kemudian ditempel pada bidang datar sehingga menjadi sebuah gambar. Mozaik dapat diwakili ide dahulu, setelah ditentukan idenya kemudian cari bahannya baru menentukan idena karna harus berfikir bagaimana caranya memadukan bahan- bahan yang bermacam- macam menjadi karya.

C. Montase

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, montase adalah komposisi gambr gambar yang dihasilkan dari percampuran unsur beberapa sumber (Depdiknas 2001).

Karya montase dihasilkan dari mengeposisikan beberapa gambar yang sudah jadi dengan gambar yang sudah jadi lainnya. Gambar rumah dari majalah kemudian dipotong yang hanya diambil Gambar rumahnya saja kemudian ditempelkan pada permukaan alas gambar. Ini merupakan salah satu contoh sederhana dari karya montase.

Montase dua dimensi dianggap seperti karya lukisan karena materialnya terdiri dari gmbar-gambar yang sudah jadi hanya karena dipotong-potong lalu dipadukan sehingga menjadi satu kesatuan karya ilustrasi. Montase disamping dibuat dua dimensi juga tiga dimensi, montase tiga dimensi berbentuk setting.

Alat dan Bahan :

  1. Koran
  2. majalah
  3. kertas karton
  4. penggaris
  5. pensil
  6. lem
  7. biji kacang hijau
  8. kertas gambar
  9. gunting/cutter
A. Salah Satu contoh gambar Mozaik dari pecahan-pecahan kertas

Sumber: karya dan dokumentasi Kelompok

Proses Pembuatan lukisan dengan teknik Mozaik menggunakan pecahan-pecahan kertas yang dipotong-potong.

1.      Membuat Sketch Sesuai apa yang ingin digambar


2.      Memberi Perekat (Lem) pada gambar yang akan di hiasi

3.      Kemudian hiasi dengan  ptongan kertas.


4.      Yang dikerjakan terlebih dahulu Pada objek utama dan dilanjutkan dengan objek selanjutnya. Kemudian tahap terakhir menghiasi baground dengan potongan-potongan kertas.

 B. Salah Satu contoh Vigura dari  Teknik Kolase dari berbagai macam bahan.


Sumber: karya dan dokumentasi Kelompok

Proses pembuatan vigura dari  Teknik Kolase dari berbagai macam bahan

1.         Memberi ukuran vigura sesuai yang diinginkan pada kertas karton .

2.          menggunting/mengcuter karton sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan tadi dengan membuat dua lembar ukuran yang sama



3.         Menghiasi bagian depan vigura dengan berbagai macam bahan.



dokumentasi kelompok










sumber: