halaman

Rabu, 28 Mei 2014

IBU " LUNAS "






 
Suatu pagi seorang anak duduk manis di depan teras rumah, seketika ibunya muncul sembari mengusap kepala anaknya

Ibunya bilang kepadanya bahwa ia ingin pergi ke sebuah acara pernikahan  sahabatnya. Lalu sang ibu meminta anaknya untuk melakukan pekerjaan ruamah seperti menyapu, mengepel, cuci piring, dll.

Sang anak mengerjakan tugas rumahnya dengan rajin, setelah semua pekerjaannya selesai , anak tersebut menulis daftar gajih atas pekerjaan yang telah di lakukannya.

Sore harinya anak tersebut menghampiri ibunya yang sedang sibuk di dapur ,
 kemudian ia menyerahkan selembar kertas yang telah di tulisinya,
 kemudian sang ibu membaca tulisan itu

untuk memotong rumput Rp.5000
untuk membersihkan kamar tidur minggu ini Rp.5000
untuk pergi ke took di suruh ibu Rp.3000
untuk menjaga adik saat ibu belanja Rp.5000
untuk membuang sampah Rp. 1000
untuk nilai yang bagus Rp.3000
untuk membersihkan dan menyapu halam Rp.3000
jadi jumlah hutang ibu adalah Rp.25000

sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harapan, berbagai kenangan terlintas di dalam benak sang ibu, lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya, ia menulis sesuatu.

Untuk Sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis
Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis
Untuk membawa kamu ke dokter dan mengobati  kamu saat sakit, serta mendoakan kamu, gratis
Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis
Kalau di jumlahkan semua harga cinta ibu adalah gratis
Untuk semua mainan, makanan dan baju, gratis
Anakku dan kalau kamu menjumlahkan semuanya
Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS

Sesudah membaca apa yang di tulis ibunya, sang anakpun berlinanga air mata dan menatap wajah ibunya dan ia berkata “ bu aku sangat sayang sekali sama ibu” ia kemudian mendekap ibunya . sang ibu tersenyum sambil mencium rambut buah hatinya “ ibupun sayang kamu nak” kata sang ibu.
Kemudian sang anak mengambil pulpen dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar sambil di perhatikan oleh ibunya.

“ LUNAS “


Sahabat, seberapapun jasa yang telah kita berikan kepada ibu, seberapapun uang yang kita dapatkan dan kita berikan kepada ibu, atau seberapa liter keringat kerja yang kita kumpulkan untuk ibu, tidak akan dapat mengganti kasih sayang seorang ibu.

Kasih ibu sepanjang masa, dapatkah kita menukar kasih sayang ibu itu dengan materi ? menukar dengan bilangan angka ? atau menukar dengan rangkaian kata trimakasi ?
Tidak sahabat sama sekali tidak bisa, oleh karenanya sahabatku, berbuat baiklah kepadanya, sayangilah beliau, cintailah beliau dan doakan beliau…

“ I LOVE YOU MOM “
 
" Renungan bagi kita yang telah tumbuh sampai saat ini "

Sumber:
Youtube.com, Muhamad Ziyad Al Fajar.

Senin, 26 Mei 2014

PSIKOLOGI SENI RUPA ANAK




Masa kanak-kanak merupakan masa keemasan atau masa peka dimana pada masa ini anak-anak mulai mengembangkan kemampunaya dalam segala hal salah satunya dalam bahasa baik itu bahasa ucap, verbal, visual, dan motoric, disinilah fungsi yang palig penting bagi orang tua dan guru dalam membimbing anak dalam tumbuh dan berkembangnya karena dunia anak-anak adalah dunia yang luas serta penuh dengan warna.

Begitu pula dalam bidang seni seperti seni rupa dimana seringkali kita melihat anak yang ketika di berikan sebuah alat tulis akan lengsung menggambar ataupun menggores pada bidang yang dia temui, sebenarnya ini adalah salah satu proses perkembangan psikologi anak-anak dalam bidang seni ,jadi bagi para orang tua dan guru agar dapat membimbing anak agar masa keemasannya ini menjadi lebih baik lagi

Dalam hal ini anak memiliki perkembangan secara bertahap dalam hal seni rupa yang terjadi berdasarkan perkembangan usia dari anak tersebut salah satu diantaranya.
Tahap perkembangan menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) dalam: Creative and Mental Growth membagi periodisasi perkembangan seni rupa anak sebagai berikut : 

1      Masa Mencoreng ( Scribbling period umur 2 – 4 tahun)

Dimana pada masa ini anak belum dapat mengendalikan tangannya.sehingga goresan yang di hasilkan hnya tidak menentu, karena belum dapatnya mengendalikan gerakan tangan menyebabkan terciptanya goresan dengan beraneka ragam bentuk, baik itu goresan berupa garis-garis panjang, pendek yang tidak menentu arahnya yang dilakukan secara berulang kali sehingga tercipta bentuk seperti benang kusut. Perkembangan bentuk garis yang di ciptakan dari hasil menggores ini yaitu pada umur dua tahun coretan yang dihasilkan sangat bebas dan belum terkendali sedangkan pada umur empat tahun coretannya sudah dikendalikan sehingga coretan yang di hasilkan sudah mulai teratur.

  Masa Pra-Bagan (pre schematic period umur 4 – 7 tahun)

Dimana pada masa ini anak sudah mulai dapat mengendalikan tangannya sehingga garis yang dihasilkan tidak berupa coreng lagi, selain itu anak sudah mulai memnggambar dan membandingkan karyanya dengan suatu obyek yang di lihatdan berhubungan dengan  dunia sekitarnya.

Dimana pada umumnya anak berusia empat tahun sudah dapat membuat bentuk-bentuk yang dapat di kenali walaupun terkadang masih susah menetapkan gambar yang di buatnya itu disebabkan karena anak masih membangun ikatan (emosional) dengan apa yang hendak di gambarnya. Sedangkan pada umur lima tahun bentuk-bentuk yang diciptakan sudah dikepal, seperti : manusia, rumah, pohon, binatang dan benda lainnya yang menarik bagi anak. Kemudian ketika umur enak tahun bentuk-bentuk yang di ciptakan menjadi semakin jelas.

Pada masa ini terjadi keaktifan anak membuat konsep-konsep baru sehingga dalam penggambaran sering melebih-lebihkan hal yang membuat anak terlihat secara emosional di samping bertambahnya kreatifitasnya.sehingga dapat di katakana bahwa karya anak merupakan refleksi dari anak itu sendiri, gambarnya merupakan konsep, perasaan, persepsi anak terhadap lingkungannya. Sebaliknya motifasi seni untuk masa ini berpusat pada pengalaman anak itu sendiri.
   
3      Masa Bagan (schematic Period umur 7 - 9 tahun)

Dimana pada asa ini Konsep bentuk sudah mulai tampak jelas dimana anak bertambah teliti dan dia telah tahu hubungan alam sekitarnya dengan dirinya selain itu anak juga masih mengulang bentuk serta gambar yang di hasilkan masih berkesan datar dan berputar atau rebah dan pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak

Menurut  pandangan Max Verworm (Zulkifli, 2002: 45) bahwa anak menggambar benda-benda menurut apa yang dilihatnya. Hasil karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8 tahun belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar maenurut apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar ideoplastik.

Pada masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai peristiwa yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya dinamakan continous narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang dilakukan.

4      Masa Realisme Awal (Early realism umur 9 – 11 tahun)

Masa ini di tandai dengan adanya kebebasan social diamana anak mulai membedakan diri dengan orang dewasa dan membentuk kelompok-kelompok sebaya, itu disebabkan karena anak mulai menyadari bahwa ia juga merupakan salah satu anggota dari suatu masyarakat yang terdiri atas anak-anak seusianya. Sehingga muncullah kelompok dengan teman sebayanya yang semakin meningkat yang sering menjadi penyebab munculnya kenakalan anak memuncak, menyebabkan anak mengalami kegoncangan yang sering terlihat pada hasil gambarnya.

Realisme bukan di artikan meniru alam yang tepat, tetapi sebagai usaha untuk konsep visual anak-anak yang masih memandang secara subyektif. Jadi gambarnya belum sesui benar dengan obyek.

5    Masa Naturalistik Semu (umur 11 – 13 tahun)

Masa ini dikatakan sebagai usia berfikir dimana pada umumnya anak senang berkarya dan pada akhirnya dari aktifitas yang sepontan menjadi awal dari periode berfikir artinya anak mulai menjadi kritis terhadap karya sendiri, dimana anak tidak lagi menggambar apa yang diketahui melainkan apa yang di lihatnya. Pada masa ini juga terdapat gejala adanya dua kecendrungan yaitu tipe visual yaitu tipe anak yang mempunyai ketajaman menghargai sesuatu yang ia lihat dan nonvisual merupakan tipe anak yang selalu mengungkapkan sesuatu sesuai dengan emosinya.  

6     Periode Penentuan

Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.

Dari pemaparan di atas merupakan salah satu hal yang perlu kita ketahui sebagai orangtua, guru, mahasiswa dan untuk semua kalanyan agar kita dapat memahami dan membimbing anak dengan baik dan benar sehingga anak dapat mencapai sesuatu yang diinginkan secara maksima.

Jumat, 23 Mei 2014

PAKEM DALAM SEBUAH KARYA SENI



Pakem merupakan suatu aturan atau tata tertib yang telah di sepakati dalam masyarakat yang merupakan suatu warisan secara turun temurun dari para leluhur yang di pertahankan hingga saat ini yang berkaitan dengan karya seni tradisional. Begitupun dalam seni juga terdapat pakem-pakem yang mengharuskan seorang seniman untuk mengikuti aturan ini yang berlaku utamanya pada seorang seniman yang bergerak dalam seni tradisi  yang merupakan unsur kesenian yang masih di anut dan di pertahankan oleh sekelompok masyarakat atau suku tertentu yang memiliki keunikan tersendiri dan tidak sama di setiap daerahnya terutamanya di Indonesia. Walaupun terkadang terdapat kemiripan antar suatu karya seni itu semua karena terjadinya suatu persilangan budaya atau mendapat pengaruh dari budaya lain.

Dalam perkembangannya Pakem yang ada di dalam masyarakat dalam menciptakan suatu karya seni tradisional  juga dapat berubah dengan seiring berjalannya waktu namun dalam waktu yang cukup lambat. karena dalam pakem yang di pegang teguh oleh masyarakat dalam membuat suatu karya seni terdapat sebuah nilai falsafah, pengalaman, kearifan hidup dalam masyarakat.

Salahsatuya di Indonesia yang merupakan suatu Negara kepulauan dengan ciri khas etnik dan tradisi yang beraneka ragam yang masih memegang teguh norma atau adat istiadat yang telah di wariskan oleh leluhur sehingga dapat kita jumpai banyak karya seni yang ada di masyarakat yang dapar di kategorikan sebagai suatu karya seni teradisional, baik itu dari segi bentuk, bahan , alat dan cara pembuatan. Walaupun ada perubahan dalam suatu karya seni tradisional biasanya hanya terjadi dalam hal fungsi dari suatu karya seni tersebut contohnya suatu karya seni kria yang dulunya digunakan sebagai benda fungsional kini hanya digunakan sebagai benda hias hal ini bianya terjadi karna di pengaruhi oleh perkembangan zaman dengan majunya teknologi serta perubahan suatu tatanan atau system dalam masyarakat sehingga membuat perubahan fungsi pada benda-benda seni tersebut.

Selain dalam bidang seni rupa pakem juga berlaku pada bidang seni tari. Tari merupakan sebuah cabang seni yang berkaitan dengan gerak dimana tari juga sangat erat kaitannya dengan sebuah proses ritual salah satunya di Indonesia yang masih kental dengan nilai religius sehingga tari lebih banyak di gunakan sebagai pendukung atau pelengkap dalam  sebuah ritual keagamaan dan pementasannya lebih banyak di tempat peribadahan. Salah satu contohnya tari rejang dewa yang berasal dari bali yang merupakan salah satu tarian sacral yang dipentaskan pada waktu upacara adat dan keagamaan yang di tarikan oleh perempuan secara berkelompok dengan gerakan yang sederhana namun lincah dan dinamis. Dimana tari rejang melambangkan turunnya widyadara dan widyadari karena kesakralannya tarian ini tidak dapat di pentaskan di luar tempat peribadahan atau tempat suci suku bali yang beragama hindu.
TARI REJANG DEWA


Walaupun demikian dari pemaparan saya di atas tidak menutup kemungkinan terjadinya perubahan dalam pakem yang di akibatkan karena perkembangan dan perubahan zaman bukan hanya pada seni rupa dan tari juga bisa terjadi pada cabang seni yang mengarah ke tradisi dan berkaitan erat dengan pakem.sehingga dapat di simpulkan bahwa pakem di dalam seni itu pasti ada yang suatu waktu dapat berubah. Jadi setiap orang yang bergerak dalam bidang seni sebenarnya harus tetap menjaga yang namanya pakem walaupun kita selalu di tuntut untuk selalu berinovasi atau kreatif dalam menciptakan sebuah karya seni tapi kita tetap tidak boleh melupakan dan harus tau mengenai pakem yang merupakan warisan turun temurun dari leluhur agar tidak hilang dan diambil oleh orang lain karena pakem itu merupakan sebuah nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya seni terutama bagi kita sebagai warga Negara Indonesia yang memiliki beraneka ragam karya seni dan pakem dari setiap daerah.    

Sumber:
http://www.museumwayang.com/Wayang%20Kulit%20Bali.html

Sabtu, 17 Mei 2014

Major Art dan Minor Art



     Seni rupa merupakan salah satu cabang seni yang sangat berpengaruh di dunia sejak zaman dulu. Begitupun di Indonesia seni rupa sangat diminati bahkan untuk di semua kalangan masyarakat. selain itu karya seni rupa juga memiliki suatu pengelompokan di dalam masyarakat. Yaitu di kelompokkan dalam 2 istilah yang di kenal dengan Major Art dan Minor Art.

     Major art yaitu suatu karya seni rupa yang di utamakan, di agungkan dan di nomor satukan sejak zaman dulu di dunia begitupun juga di Indonesia. Yang di katakana karya seni rupa major art yaitu seni lukis dan seni patung .




     Minor Art yaitu suatu karya seni rupa yang di nomor duakan atau di remehkan yang biasa di sepelekan oleh masyarakat di Dunia begitupun di Indonesia. Yang dikatakan karya seni rupa minor art yaitu cabang seni rupa selain seni lukis dan patung. Diantaranya seni kria kayu, logam, tekstil, kramik, dan masih banyak lagi yang lainnya.









     Namun jika kita lihat realita dimasyarakat dari perkembangan dan pengaruh dari major dan minor art ini malahan yang lebih dominan adalah karya seni dari kelompok dalam minor art ini yang paling banyak bahkan berpengaruh besar bagi perekonomian masyarakat selain karena mudah di buat, dari segi harga dan peminat tentunya lebih banyak orang yang munyukai, karya seni rupa minor art ini bukan hanya di dunia tapi juga di indonesia  sedangkan karya seni rupa yang tergolong dalam major art memiliki harga yang cukuk bahkan sangat mahal sehingga lebih sedikit pemasukan perekonomian yang di dapatkan oleh masyarakat.
 


sumber gambar :

http://blogsado.wordpress.com/2008/11/19/tie-dye/