halaman

Senin, 26 Mei 2014

PSIKOLOGI SENI RUPA ANAK




Masa kanak-kanak merupakan masa keemasan atau masa peka dimana pada masa ini anak-anak mulai mengembangkan kemampunaya dalam segala hal salah satunya dalam bahasa baik itu bahasa ucap, verbal, visual, dan motoric, disinilah fungsi yang palig penting bagi orang tua dan guru dalam membimbing anak dalam tumbuh dan berkembangnya karena dunia anak-anak adalah dunia yang luas serta penuh dengan warna.

Begitu pula dalam bidang seni seperti seni rupa dimana seringkali kita melihat anak yang ketika di berikan sebuah alat tulis akan lengsung menggambar ataupun menggores pada bidang yang dia temui, sebenarnya ini adalah salah satu proses perkembangan psikologi anak-anak dalam bidang seni ,jadi bagi para orang tua dan guru agar dapat membimbing anak agar masa keemasannya ini menjadi lebih baik lagi

Dalam hal ini anak memiliki perkembangan secara bertahap dalam hal seni rupa yang terjadi berdasarkan perkembangan usia dari anak tersebut salah satu diantaranya.
Tahap perkembangan menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) dalam: Creative and Mental Growth membagi periodisasi perkembangan seni rupa anak sebagai berikut : 

1      Masa Mencoreng ( Scribbling period umur 2 – 4 tahun)

Dimana pada masa ini anak belum dapat mengendalikan tangannya.sehingga goresan yang di hasilkan hnya tidak menentu, karena belum dapatnya mengendalikan gerakan tangan menyebabkan terciptanya goresan dengan beraneka ragam bentuk, baik itu goresan berupa garis-garis panjang, pendek yang tidak menentu arahnya yang dilakukan secara berulang kali sehingga tercipta bentuk seperti benang kusut. Perkembangan bentuk garis yang di ciptakan dari hasil menggores ini yaitu pada umur dua tahun coretan yang dihasilkan sangat bebas dan belum terkendali sedangkan pada umur empat tahun coretannya sudah dikendalikan sehingga coretan yang di hasilkan sudah mulai teratur.

  Masa Pra-Bagan (pre schematic period umur 4 – 7 tahun)

Dimana pada masa ini anak sudah mulai dapat mengendalikan tangannya sehingga garis yang dihasilkan tidak berupa coreng lagi, selain itu anak sudah mulai memnggambar dan membandingkan karyanya dengan suatu obyek yang di lihatdan berhubungan dengan  dunia sekitarnya.

Dimana pada umumnya anak berusia empat tahun sudah dapat membuat bentuk-bentuk yang dapat di kenali walaupun terkadang masih susah menetapkan gambar yang di buatnya itu disebabkan karena anak masih membangun ikatan (emosional) dengan apa yang hendak di gambarnya. Sedangkan pada umur lima tahun bentuk-bentuk yang diciptakan sudah dikepal, seperti : manusia, rumah, pohon, binatang dan benda lainnya yang menarik bagi anak. Kemudian ketika umur enak tahun bentuk-bentuk yang di ciptakan menjadi semakin jelas.

Pada masa ini terjadi keaktifan anak membuat konsep-konsep baru sehingga dalam penggambaran sering melebih-lebihkan hal yang membuat anak terlihat secara emosional di samping bertambahnya kreatifitasnya.sehingga dapat di katakana bahwa karya anak merupakan refleksi dari anak itu sendiri, gambarnya merupakan konsep, perasaan, persepsi anak terhadap lingkungannya. Sebaliknya motifasi seni untuk masa ini berpusat pada pengalaman anak itu sendiri.
   
3      Masa Bagan (schematic Period umur 7 - 9 tahun)

Dimana pada asa ini Konsep bentuk sudah mulai tampak jelas dimana anak bertambah teliti dan dia telah tahu hubungan alam sekitarnya dengan dirinya selain itu anak juga masih mengulang bentuk serta gambar yang di hasilkan masih berkesan datar dan berputar atau rebah dan pada perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak

Menurut  pandangan Max Verworm (Zulkifli, 2002: 45) bahwa anak menggambar benda-benda menurut apa yang dilihatnya. Hasil karya anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8 tahun belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar maenurut apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar ideoplastik.

Pada masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai peristiwa yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya dinamakan continous narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang dilakukan.

4      Masa Realisme Awal (Early realism umur 9 – 11 tahun)

Masa ini di tandai dengan adanya kebebasan social diamana anak mulai membedakan diri dengan orang dewasa dan membentuk kelompok-kelompok sebaya, itu disebabkan karena anak mulai menyadari bahwa ia juga merupakan salah satu anggota dari suatu masyarakat yang terdiri atas anak-anak seusianya. Sehingga muncullah kelompok dengan teman sebayanya yang semakin meningkat yang sering menjadi penyebab munculnya kenakalan anak memuncak, menyebabkan anak mengalami kegoncangan yang sering terlihat pada hasil gambarnya.

Realisme bukan di artikan meniru alam yang tepat, tetapi sebagai usaha untuk konsep visual anak-anak yang masih memandang secara subyektif. Jadi gambarnya belum sesui benar dengan obyek.

5    Masa Naturalistik Semu (umur 11 – 13 tahun)

Masa ini dikatakan sebagai usia berfikir dimana pada umumnya anak senang berkarya dan pada akhirnya dari aktifitas yang sepontan menjadi awal dari periode berfikir artinya anak mulai menjadi kritis terhadap karya sendiri, dimana anak tidak lagi menggambar apa yang diketahui melainkan apa yang di lihatnya. Pada masa ini juga terdapat gejala adanya dua kecendrungan yaitu tipe visual yaitu tipe anak yang mempunyai ketajaman menghargai sesuatu yang ia lihat dan nonvisual merupakan tipe anak yang selalu mengungkapkan sesuatu sesuai dengan emosinya.  

6     Periode Penentuan

Pada periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe individual makin tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa, apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.

Dari pemaparan di atas merupakan salah satu hal yang perlu kita ketahui sebagai orangtua, guru, mahasiswa dan untuk semua kalanyan agar kita dapat memahami dan membimbing anak dengan baik dan benar sehingga anak dapat mencapai sesuatu yang diinginkan secara maksima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar