Masa kanak-kanak
merupakan masa keemasan atau masa peka dimana pada masa ini anak-anak mulai
mengembangkan kemampunaya dalam segala hal salah satunya dalam bahasa baik itu
bahasa ucap, verbal, visual, dan motoric, disinilah fungsi yang palig penting
bagi orang tua dan guru dalam membimbing anak dalam tumbuh dan berkembangnya
karena dunia anak-anak adalah dunia yang luas serta penuh dengan warna.
Begitu pula dalam
bidang seni seperti seni rupa dimana seringkali kita melihat anak yang ketika
di berikan sebuah alat tulis akan lengsung menggambar ataupun menggores pada
bidang yang dia temui, sebenarnya ini adalah salah satu proses perkembangan
psikologi anak-anak dalam bidang seni ,jadi bagi para orang tua dan guru agar
dapat membimbing anak agar masa keemasannya ini menjadi lebih baik lagi
Dalam hal ini anak
memiliki perkembangan secara bertahap dalam hal seni rupa yang terjadi
berdasarkan perkembangan usia dari anak tersebut salah satu diantaranya.
Tahap perkembangan
menurut Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1970) dalam: Creative and Mental
Growth membagi periodisasi perkembangan seni rupa anak sebagai berikut :
1 Masa
Mencoreng ( Scribbling period umur
2 – 4 tahun)
Dimana
pada masa ini anak belum dapat mengendalikan tangannya.sehingga goresan yang di
hasilkan hnya tidak menentu, karena belum dapatnya mengendalikan gerakan tangan
menyebabkan terciptanya goresan dengan beraneka ragam bentuk, baik itu goresan
berupa garis-garis panjang, pendek yang tidak menentu arahnya yang dilakukan
secara berulang kali sehingga tercipta bentuk seperti benang kusut. Perkembangan
bentuk garis yang di ciptakan dari hasil menggores ini yaitu pada umur dua
tahun coretan yang dihasilkan sangat bebas dan belum terkendali sedangkan pada
umur empat tahun coretannya sudah dikendalikan sehingga coretan yang di
hasilkan sudah mulai teratur.
Dimana
pada masa ini anak sudah mulai dapat mengendalikan tangannya sehingga garis
yang dihasilkan tidak berupa coreng lagi, selain itu anak sudah mulai memnggambar
dan membandingkan karyanya dengan suatu obyek yang di lihatdan berhubungan
dengan dunia sekitarnya.
Dimana
pada umumnya anak berusia empat tahun sudah dapat membuat bentuk-bentuk yang
dapat di kenali walaupun terkadang masih susah menetapkan gambar yang di
buatnya itu disebabkan karena anak masih membangun ikatan (emosional) dengan
apa yang hendak di gambarnya. Sedangkan pada umur lima tahun bentuk-bentuk yang
diciptakan sudah dikepal, seperti : manusia, rumah, pohon, binatang dan benda
lainnya yang menarik bagi anak. Kemudian ketika umur enak tahun bentuk-bentuk
yang di ciptakan menjadi semakin jelas.
Pada
masa ini terjadi keaktifan anak membuat konsep-konsep baru sehingga dalam
penggambaran sering melebih-lebihkan hal yang membuat anak terlihat secara
emosional di samping bertambahnya kreatifitasnya.sehingga dapat di katakana bahwa
karya anak merupakan refleksi dari anak itu sendiri, gambarnya merupakan
konsep, perasaan, persepsi anak terhadap lingkungannya. Sebaliknya motifasi
seni untuk masa ini berpusat pada pengalaman anak itu sendiri.
3 Masa
Bagan (schematic Period umur 7 - 9 tahun)
Dimana pada asa ini Konsep bentuk
sudah mulai tampak jelas dimana anak bertambah teliti dan dia telah tahu
hubungan alam sekitarnya dengan dirinya selain itu anak juga masih mengulang
bentuk serta gambar yang di hasilkan masih berkesan datar dan berputar atau
rebah dan pada
perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak
Menurut pandangan Max Verworm (Zulkifli, 2002: 45)
bahwa anak menggambar benda-benda menurut apa yang dilihatnya. Hasil karya
anak-anak itu disebutnya gambar fisioplastik. Anak yang belum berumur 8 tahun
belum mampu menggambar apa yang dilihatnya tetapi mereka menggambar maenurut
apa yang sedang dipikirkannya. Hasil karya mereka itu disebut gambar
ideoplastik.
Pada
masa ini juga, kadang-kadang dalam satu bidang gambar dilukiskan berbagai
peristiwa yang berlainan waktu. Hal ini dalam tinjauan budaya dinamakan continous
narrative, anak sudah bisa memahami ruang dan waktu. Objek gambar yang
dilukiskan banyak dan berulang menggambarkan sedang dilakukan.
4 Masa
Realisme Awal (Early realism umur 9 – 11 tahun)
Masa
ini di tandai dengan adanya kebebasan social diamana anak mulai membedakan diri
dengan orang dewasa dan membentuk kelompok-kelompok sebaya, itu disebabkan
karena anak mulai menyadari bahwa ia juga merupakan salah satu anggota dari
suatu masyarakat yang terdiri atas anak-anak seusianya. Sehingga muncullah
kelompok dengan teman sebayanya yang semakin meningkat yang sering menjadi
penyebab munculnya kenakalan anak memuncak, menyebabkan anak mengalami
kegoncangan yang sering terlihat pada hasil gambarnya.
Realisme
bukan di artikan meniru alam yang tepat, tetapi sebagai usaha untuk konsep
visual anak-anak yang masih memandang secara subyektif. Jadi gambarnya belum
sesui benar dengan obyek.
5 Masa
Naturalistik Semu (umur 11 – 13 tahun)
Masa
ini dikatakan sebagai usia berfikir dimana pada umumnya anak senang berkarya
dan pada akhirnya dari aktifitas yang sepontan menjadi awal dari periode
berfikir artinya anak mulai menjadi kritis terhadap karya sendiri, dimana anak
tidak lagi menggambar apa yang diketahui melainkan apa yang di lihatnya. Pada
masa ini juga terdapat gejala adanya dua kecendrungan yaitu tipe visual yaitu
tipe anak yang mempunyai ketajaman menghargai sesuatu yang ia lihat dan
nonvisual merupakan tipe anak yang selalu mengungkapkan sesuatu sesuai dengan
emosinya.
6 Periode Penentuan
Pada
periode ini tumbuh kesadaran akan kemampuan diri. Perbedaan tipe individual makin
tampak. Anak yang berbakat cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa
senang, tetapi yang merasa tidak berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa,
apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini peranan guru banyak menentukan, terutama
dalam meyakinkan bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan berlangsung terus
dalam kehidupan. Seni bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan
siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.
Dari
pemaparan di atas merupakan salah satu hal yang perlu kita ketahui sebagai
orangtua, guru, mahasiswa dan untuk semua kalanyan agar kita dapat memahami dan
membimbing anak dengan baik dan benar sehingga anak dapat mencapai sesuatu yang
diinginkan secara maksima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar