meningkatkan kualitas pegawai
Upaya untuk meningkatkan kualitas
pegawai dalam hal ini yaitu guru adalah dengan cara melakukan pelatihan.
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang
individu (Sinamora, 2004). Dengan adanya pelatihan sebagai bagian pengembangan
pegawai, maka organisasi dapat meningkatkan hasil-hasil kerja karyawan
(kinerja) guna peningkatan produktivitas karyawan. Diklat terkait dengan
peningkatan keterampilan pegawai.
Peningkatan kualitas sumber daya pegawai
menjadi sangat urgen dan perlu dilakukan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kemampuan dan profesionalisme.
Sasaran dari pengembangan kualitas sumber daya pegawai adalah untuk meningkatkan
kinerja operasional pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan. Selain
itu, kualitas sumberdaya pegawai yang tinggi akan bermuara pada lahirnya
komitmen yang kuat dalam penyelesaian tugas-tugas rutin sesuai tanggung jawab
dan fungsinya masing-masing secara lebih efisien, efektif, dan produktif.
Salah satu metode pengembangan pegawai
adalah pendidikan. Siagian (1991:79) menyatakan bahwa :”Pendidikan sebagai
keseluruhan proses, teknik dan metode belajar mengajar dalam mengalihkan suatu
pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya”. Selanjutnya Purwono (1982:76) mengemukakan bahwa :
“manusia itu belajar untuk berpikir sendiri dan mendorong perkembangan
dasar yang ada padanya”.
Upaya untuk meningkatkan kualitas
pegawai dalam hal ini yaitu guru adalah dengan cara melakukan pelatihan.
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seorang
individu (Sinamora, 2004). Dengan adanya pelatihan sebagai bagian pengembangan
pegawai, maka organisasi dapat meningkatkan hasil-hasil kerja karyawan
(kinerja) guna peningkatan produktivitas karyawan. Diklat terkait dengan
peningkatan keterampilan pegawai.
Menurut Cherrington (1995:358),
dikatakan bahwa metode dalam pelatihan dibagi menjadi dua yaitu on the job
training dan off the job training. On the job training lebih banyak digunakan
dibandingkan dengan off the job training. Hal ini disebabkan karena metode on
the job training lebih berfokus pada peningkatan produktivitas secara cepat.
Sedangkan metode off the job training lebih cenderung berfokus pada
perkembangan dan pendidikan jangka panjang.
On The Job Training dibagi menjadi 6 macam yaitu:
- Job instruction training pelatihan ini memerlukan analisa kinerja pekerjaan secara teliti. Pelatihan ini dimulai dengan penjelasan awal tentang tujuan pekerjaan, dan menunjukan langkah-langkah pelaksanan pekerjaan.
- Apprenticeship pelatihan ini mengarah pada proses penerimaan karyawan baru, yang bekerja bersama dan dibawah bimbingan praktisi yang ahli untuk beberapa waktu tertentu. Keefektifan pelatihan ini tergantung pada kemampuan praktisi yang ahli dalam mengawasi
- Internship
dan assistantships pelatihan ini hampir sama dengan pelatihan
apprenliceship hanya saja pelatihan ini mengarah pada kekosongan pekerjaan
yang menuntut pendidikan formal yang lebih tinggi. Contoh internship
training adalah cooperalive education project, maksudnya
adalah pelatihan bagi pelajar yang menerima pendidikan formal di sekolah yang bekerja di suatu perusahan dan diperlakukan sama seperti karyawan dalam perusahaan tetapi tetap dibawah pengawasan praktisi yang ahli. - Job rotation dan transfer adalah proses belajar yang biasanya untuk mengisi kekosongan dalam manajemen dan teknikal. Dalam pelatihan ini terdapat 2 kerugian yahu: peserta pelatihan hanya merasa dipekerjakan sementara dan tidak mempunyai komitmen untuk terlibat dalam pekerjaan dengan sungguh-sungguh, yang kedua, banyak waktu yang terbuang untuk memberi orientasi pada perserta terhadap kondisi pekerjaan yang baru. Tetapi pelatihan ini juga mempunyai keuntungan yaitu: jika pelatihan ini diberikan oleh manajer yang ahli maka peserta akan memperoleh tambahan pengetahuan mengenai peiaksanaan dan praktek dalam pekerjaan.
- Junior boards dan committee assingments alternatif pelatihan dengan memindahkan perserta pelatihan kedalam komite untuk bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan administrasi. Dan juga menempatkan perserta dalam anggota eksekutif agar memperoleh kesempatan dalam bennteraksi dengan eksekutif yang lain.
- Couching dan counseling pelatihan ini merupakan aktifitas yang menharapkan timbal balik dalam penampilan kerja, dukungan dari pelatih, dan penjelasan secara berlahan bagaimana melakukan pekerjaan secara tepat.
Sedangkan Off the job training dibagi menjadi 13
macam:
- Vestibule training: pelatihan dimana dilakukan ditempat tersendiri yang dikondisikan seperti tempat aslinya. Pelatihan ini digunakan untuk mengajarkan keahlian kerja yang khusus.
- Lecture: merupakan pelatihan dimana menyampaikan berbagai macam informasi kepada sejumlah besar orang pada waktu bersamaan.
- Independent self-study: pelatihan yang mengharapkan peserta untuk melatih diri sendiri misalnya dengan membaca buku, majalah profesional, mengambil kursus pada universitas lokal dan mengikuti pertemuan profesional.
- Visual presentations: pelatihan dengan mengunakan televisi, film, video, atau persentasi dengan menggunakan slide.
- Conferences dan discusion: pelatihan ini biasa digunakan untuk pelatihan pengambilan keputusan dimana peserta dapat belajar satu dengan yang Iainnya.
- Teleconferencing: pelatihan dengan menggunakan satelit, dimana pelatih dan perseta dimungkinkan untuk berada di tempat yang berbeda.
- Case studies: pelatihan yang digunakan dalam kelas bisnis, dimana peserta dituntut untuk menemukan prinsip-prinsip dasar dengan menganalisa masalah yang ada.
- Role playing: pelatihan dimana peserta dikondisikan pada suatu permasalahan tertentu, peserta harus dapat menyelesaikan permasalahan dimana peserta seolah-olah terlibat langsung.
- Simulation: pelatihan yang menciptakan kondisi belajar yang sangat sesuai atau mirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihan ini digunakan untuk belajar secara teknikal dan motor skill.
- Programmed instruction: merupakan aplikasi prinsip dalam kondisi operasional, biasanya menggunakan computer.
- Computer-based training: merupakan program pelatihan yang diharapkan mempunyai hubungan interaktif antara komputer dan peserta, dimana peserta diminta untuk merespon secara langsung selama proses belajar.
- Laboratory training: pelatihan ini terdiri dari kelompok-kelompok diskusi yang tak beraturan dimana peserta diminta untuk mengungkapkan perasaan mereka terhadap satu dengan yang lain. Tujuan pelatihan ini adalah menciptakan kewaspadaan dan meningkatkan sensitivitas terhadap perilaku dan perasaan orang lain maupun dalam kelompok.
- Programmed group excercise: pelatihan yang melibatkan peserta untuk bekena sama dalam memecahkan suatu permasalahan.
Pegawai Negen Sipil (PNS) sebagai unsur
utama Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Negara mempunyai peranan yang
menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Sosok PNS
yang mampu memainkan peran tersebut adalah PNS yang mempunyai kompetensi yang
diindikasikan dan sikap dan perilakunya yang penuh dengan kesetiaan dan
ketaatan kepada Negara, bermoral, dan bermental baik, profesional, sadar akan
tanggungjawabnya sebagai pelayan publik, serta mampu menjadi perekat persatuan
dan kesatuan bangsa. Untuk dapat membentuk sosok PNS seperti tersebut di atas,
pertu Pelatihan (Diklat) yang mengarah kepada upaya peningkatkan : sikap dan
semangat pengabdian yang berorientasi pada kepentingan masyarakat, bangsa,
negara, dan tanah air; kompetensi teknis, manajerial, dan atau kepemimpinannya
dan efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelaksanaan tugas yang dilakukan
dengan semangat kerjasama dan tanggung jawab sesuai dengan lingkungan kerja
organisasinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar