Perkembangan
adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat
kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tatpi dapat di
amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan
terbentuknya organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan
yang kemudian di ikuti oleh buah atau umbi, dll.anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya
melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
(UU No. 20 Tahun 2003 SISIDIKNAS, pasal 1 ayat 4).
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari pengkajian dan penerapan psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajarai aspek-aspek perkembangan individu
yang berada pada tahap usia sekolah dan sekolah menengah. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang,
peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah
titik optimal kemampuan fitrahnya.
Perkembangan merupakan sederetan perubahan fungsi organ
tubuh yang berkelanjutan, teratur, dan saling terkait. Seperti pertumbuhan,
perkembangan pun mempunyai cirri-ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap
walaupun variasinya sangat luas.
Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan.
Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan
organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem
neuromuskuler, bicara, emosi, dan social. Kesemua fungsi tersebut memiliki
peran penting dalam kehidupan manusia yang utuh. Ciri-ciri perkembangan adalah
:
1.
Perkembangan
melibatkan perubahan
Karena perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan,
maka setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubahan
tersebut meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh,
berubahnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda
kematangan suatu organ tubuh tertentu.
2.
Perkembangan
awal menentukan pertumbuhan selanjutnya
Seseorang tidak bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahap sebelumnya. Misalnya, seorang anak tidak akan bisa
berjalan sebelum ia bisa berdiri. Karena itu, perkembangan awal ini merupakan
masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3.
Perkembangan
memiliki pola yang tetap
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum
yang tetap, yaitu :
a.
Perkembangan
terjadi terlebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke arah kaudal. Pola
ini disebut pola sefalokaudal.
b.
Perkembangan
terjadi lebih dulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu berkembang ke
bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan dalam gerakan halus.
Pola ini disebut proksimodistal.
4.
Perkembangan
memiliki tahap yang berurutan
Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang
teratur dan berurutan, tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik,
misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat
gambar kotak, berdiri sebelum berjalan, dan sebagainya.
5.
Perkembangan
memiliki kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung
dalam kecepatan yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal
masa remaja, sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada
masa lainnya.
6.
Perkembangan
berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbhan berlangsung cepat, perkembangan pun
demikian, terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi, dan
lain-lain (Moersintowarti, 2002).
Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Perkembangan Peserta Didik
1. Faktor Internal
a. Kondisi Fisik
Faktor fisik merupakan faktor bilogis individu yang
merujuk pada faktor genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya. Pada masa
pembentukan sel-sel tubuh, banyak faktor yang dapat mempengaruhi kondisi janin
disamping keunikan yang telah ada pada kedua orangtuanya.
b. Kondisi Psikis
Kondisi fisik dan psikis inidvidu sangat berkaitan. Ranah
perkembangan individu menyangkut aspek fisik, intelektual yaitu kognitif dan
bahasa, emosi dan sosial moral. Kondisi fisik yang yang tidak sempurna atau
cacat juga berkaitan dengan persepsi individu terhadap kemampuan dirinya. Begitupun ketidakmampuan intelektual dapat
disebabkan karena kerusakan sistem syaraf, kerusakan otak atau mengalami
retardasi mental.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan Fisik
Lingkungan ini mencakup kondisi keamanan, cuaca, keadaan
geografis, senitasi atau kebersihan lingkungan, serta keadaan rumah yang
meliputi ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian. Semua kondisi ini sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menjalankan proses kehidupannya.
b. Lingkungan Non Fisik
Faktor non fisik meliputi berbagai macam komponen, yaitu
keluarga, pendidikan dan masyarakat. Beberapa faktor yang berkenaan dengan
faktor non fisik seperti stimulasi motivasi dalam mempelajari sesuatu, pola
asuh, serta kasih sayang dari orangtua.
Manfaat mempelajari Perkembangan Peserta Didik
1. Bagi Pendidik
a. Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia
sepanjang rentang kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang
meliputi aspek fisik, intelektual, emosi, dan moral
b. Memberi gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran
yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan peserta didik.
2. Bagi Peserta Didik
a. Memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep
perkembangan peserta didik sebagai indvidu maupun makhluk sosial dalam
menjalani tahapan perkembangan dari prenatal hingga lanjut usia
b. Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam
proses pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangannya.
Perkembangan seorang
anak dapat dilihat melalui gambar karya seni rupa anak. Pengelompokan periodisasi karya seni rupa anak
dimaksudkan agar kita mudah mengenali karakteristik perkembangan anak
berdasarkan usianya.
Dalam
hubungan proses belajar mengajar pentahapan perkembangan yang digunakan
sebaiknya bersifat
elektif (tidak terpaku pada satu pendapat saja).
Fase – fase
perkembangan individu :
1. Masa usia pra
sekolah (0 – 6 tahun)
Masa
ini terbagi 2 yaitu : masa vital masa dimana individu menggunakan fungsi –
fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya, dan masa estetik
(keindahan) adalah masa perkembangan rasa keindahan dimana dalam masa ini
perkembangan anak yang terutama adalah fungsi pancainderanya.
2. Masa usia sekolah
dasar (6 – 12 tahun)
Masa
ini disebut juga masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Masa ini
diperinci menjadi 2 fase, yaitu :
1.
Masa kelas – kelas rendah sekolah dasar
Sifat
– sifat yang umum pada masa ini biasanya anak tunduk pada peraturan – peraturan
tradisional, adanya kecenderungan memuji diri sendiri, suka membanding –
banding kan dirinya dengan anak yang lain.
2.
Masa kelas – kelas tinggi sekolah dasar
Sifat
– sifat khas anak dalam masa ini antara lain : adanya minat terhadap kehidupan
praktis sehari – hari, amat realistic (ingin mengetahui dan belajar), biasanya
anak gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama – sama.
Masa
keserasian berekolah diakhiri dengan masa yang disebut poeral. Sifat – sifat
khas anak pada masa poeral ini menurut para ahli yaitu :
1.
Ditujukan untuk berkuasa (sikap, tingkah laku, dan perbuatan)
2.
Ekstraversi (berorientasi keluar dirinya, misalnya mencari teman sebaya untuk
memenuhi kebutuhan fisiknya).
3.
Masa usia sekolah menengah (12 – 18 tahun) Masa ini dapat diperinci menjadi
beberapa masa, yaitu :
a.
Masa praremaja (remaja awal), masa ini ditandai oleh sifat – sifat negatif pada
si remaja sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif seperti tidak
tenang, kurang suka bekerja, pesimistik.
b.
Masa remaja (remaja madya), pada masa ini remaja mencari sesuatu yang dipandang
bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja – puja, dan ia membutuhkan teman
yang dapat memahami dan menolongnya saat suka maupun duka.
c.
Masa remaja akhir, masa ini remaja dapat menentukan pendirian hidupnya.
4. Masa usia mahasiswa
(18 – 25 tahun)
Masa
usia mahasiswa biasanya berusia 18 – 25 tahun, dan pada masa inilah remaja
memiliki pemantapan pendirian hidup
RANGKUMAN GAMBARAN PERKEMBANGAN
KEGIATAN MENGGAMBAR PADA ANAK DAN REMAJA
Sir Cyril Burt
|
Ruth Griffiths
|
Viktor Lowenfeld & Lambert Brittain
|
Amir Hamzah Nasution & Oejeng Soewargana
|
Masa Mencoreng
(usia 2-5 Tahun)
|
1)Tahapan Goresan
|
Masa Corengan
(usia 2-4 tahun)
|
Peiode menggores
(sampai usia 3 tahun)
|
Masa Garis
(Usia 4 Tahun)
|
2)& 3) Tahap Bentuk Geometris Kasar dan Garis
|
Masa Prabagan
(usia 4-7 tahun)
|
Periode Skema
(usia 3-7 tahun)
|
Masa Perlambangan Terurai
(usia 5-6 Tahun)
|
4) TAhap Peniruan Objek
|
||
Masa Realisme Terurai
(usia 7-8 tahun)
|
5) 6) & 7) Tahap Juxtaposition
|
Masa Bagan
(usia 7-9 tahun)
|
Peiode Bentuk dan Garis
(usia 7-9 tahun)
|
Masa Realisme Cerapan
(usia 9-10 tahun)
|
8) Tahap Pemaduan Bagian
|
Masa Realisme
(usia 9-12 tahun)
|
Periode Silhuet
(usia 9-10 tahun)
|
Masa Represif ( usia 11-14 tahun, terutama usia 13 tahun)
|
9) & 10) Tahap Representasi
|
Masa Naturalisme Semu
(usia 12-14 tahun)
|
Periode Perspektif
(usia 10-14 tahun)
|
Masa kebangkitan Rasa Artistik
(usia 15 tahun)
|
11) Tahap Perkembangan Tema
|
Masa Kepastian
(14-17 tahun)
|
Bahan 1
Sumber: 1) Education Through Art, Hebert Read (1956); 2)
Creative and Mantal Growth. Viktor Lowenfeld & Lambert Brittain (1970); dan
Pengantar Ilmu Dijiwa Kanak-kanak Nasution & Soewargana
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar